Kamis, 17 Maret 2011

PERLUNYA PENANAMAN SENGON DI KABUPATEN KARAWANG


Bahwa di Kabupaten Karawang masih banyak hutan yang belum optimal dalam pengelolaannya, sehingga tidak banyak berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. Kita dapat lihat bersama contohnya di wilayah pinggiran KIIC (Karawang International Industrial City) disana masih banyak hutan yang penuh dengan semak ataupun padang alang-alang atau rumput-rumput lainnya. Hutan tersebut belum optimal dimanfaatkan dan terkesan menjadi ”tanah terlantar”. Padahal apabila tanah tersebut dikelola dengan baik, kami pastikan akan lebih bermanfaat bagi pergerakan roda ekonomi disekitar hutan tersebut.

Pada analisis situsi ini kami belum dapat memastikan berapa lahan yang di duga terlantar dan atau tidak optimal pengelolaanya, namun berdasarkan pantauan kami, lahan ini ribuan hektar.

Apabila lahan yang ribuan hektar tersebut dibiarkan begitu saja, maka tidak menutup kemunkinan akan mengakibatan kerusakan hutan. Kerusakan hutan mengakibatkan efek berantai, mulai dari kerusakan ekosistem, punahnya flora dan fauna, serta munculnya berbagai bencana alam yang justru merugikan manusia. Untuk itu diperlukan solusi yang dapat mengatasi kerusakan hutan yang terus menerus sekaligus dapat meningkatkan dampak ekonomi positif yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka mencari solusi alternatif mencegah kerusakan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka yang relatif cocok adalah dengan menanam sengon di sekitar hutan.



Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut : Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

Sengon juga disebut Jeung jing,Albiso atau Albasiah dahulu mempunyai nama botani Albisia falcataria (L). Namun sejak tahun 1983,Berdasarkan Bulletin Museum Nasional Paris dan the Flora Malaysiana (laporan225),Nama botanisnya dirubah menjadi Pharaseriantes falcataria

Sengon dapat tumbuh pada lahan berketinggian 0-2.000 m diatas permukaan laut, dengan iklim A, B dan C bercurah hujan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun, pada kondisi lahan agak subur, serta memerlukan cahaya kuat.

Selain sebagai salah satu tumbuhan yang dapat memperbaiki kesuburan lahan,sengon juga merupakan penghasil kayu yang produktif.

Ketinggian pohon dapat mencapai 25-45 meter. Hingga berumur 5 tahun pertumbuhan tingginya mencapai 4 meter/tahun. Dapat ditebang setelah berumur 5-9 tahun. Potensi produksi kayunya sebesar 10-40 m3/hektar/tahun,atau 250m3 per hektar.

Kayu sengon dapat dimanfatkan untuk kayu kontruksi/bangunan, peti kemas korek api, pulp, jointed board/wood working, sawmill, moulding, meubelair, kayu bakar dan arang. Sifat pengerjaannya:Mudah digergaji, diserut, dipahat, dibor, diamplas, dan diplitur, serta tidak mudah pecah kalau dipaku.